Minggu, 04 November 2007

Rektor ISI Hentikan Perpeloncoan

Rektor ISI Hentikan Perpeloncoan

YOGYAKARTA - Gebrakan baru dibuat Rektor ISI Yogyakarta Soeprapto Soedjono yang baru saja dilantik menggantikan rektor lama, I Made Bandem. Dia menegaskan menghentikan semua bentuk perpeloncoan mulai tahun ajaran ini.

''Bagi yang melanggar dengan cara mencuri-curi melakukan perpeloncoan terhadap mahasiswa baru, akan dikenai sanksi tegas, bisa surat peringatan, bisa juga skorsing,'' tandas Soeprapto, kemarin.

Rektor yang dilantik 14 September itu menjelaskan, peghentian semua bentuk pelonco untuk mengembalikan citra ISI di mata masyarakat. Dia mengakui selama ini muncul anggapan negatif, terutama dari orang tua mahasiswa baru.

Para orang tua mahasiswa mengeluh karena anaknya diperlakukan tidak semestinya. Banyak di antara mereka mengadu ke kampus, komplain akibat praktik perpeloncoan. Belajar dari situlah, dia mengambil sikap tegas dengan melarangnya.

Pertimbangan lain, tidak sedikit orang tua calon mahasiswa baru menanyakan dulu sebelum anaknya mendaftar, ada perpeloncoan atau tidak. Kalau ada, mereka berpikir ulang mendaftarkan si anak ke ISI Yogyakarta. Menurutnya, ini menjadi salah satu faktor turunnya minat mahasiswa masuk ke ISI Yogyakarta.

Solusi

''Belum mendaftar dan belum diterima saja sudah bertanya soal Ospek, mereka merasa takut dan khawatir kalau-kalau ada pelonco. Dari situ kan bisa dilihat, perhatian orang tua calon mahasiswa sangat besar terhadap ISI selama ini,'' papar orang pertama dari dalam ISI yang menjadi rektor itu. Soeprapto mengungkapkan, pihak kampus sudah memikirkan solusi pengganti Ospek.

Ada banyak kegiatan positif lain untuk menggantikan aktivitas tersebut. Misalnya, pengenalan dan dialog tentang kegiatan di kampus dan masyarakat.

Selain alasan-asalan di atas, dia sekaligus menyatakan kondisi masyarakat sekarang berbeda dengan dulu. Orang tua yang tidak terima anaknya diperlakukan semena-mena dalam Ospek bisa saja kemudian menggugat.

''Kondisi ekonomi dan akibat gempa serta bencana di mana-mana menjadi pertimbangan juga untuk menghentikan Ospek. Dalam situasi memprihatinkan ini kok tidak pantas rasanya melakukan perploncoan,'' paparnya.

Pihak kampus sendiri sudah melakukan pendekatan ke mahasiswa lama, termasuk pengurus senat agar melakukan kegiatan positif dalam menyambut mahasiswa baru. Tak perlu lagi menakut-takuti mahasiswa baru dengan mengatakan,''Kalau tidak ikut Ospek tak bisa kuliah atau tak bisa mengikuti organisasi di kampus.''

Mahasiswa baru, imbuhnya, tak perlu merasa takut kalau ada mahasiswa lama mengintimidasi. Soeprapto minta mahasiswa lama juga tidak melakukan hal itu agar kekompakan dan solidaritas sesama mahasiswa bisa terjaga dan lebih kuat.

''Kalau ada intimidasi, perpeloncoan dan semacamnya, sampaikan saja ke kampus,'' tandasnya. (D19-24)



di kutip dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0609/18/ked03.htm


3 komentar:

ospek vs pendidikan mengatakan...

tapi pak rektor..., kok sampe sekarang masih ada orang yang ngadaen ospek yang berkedok makrab gtu deyh....
terus mana kekuasaan institut ????

ospek vs pendidikan mengatakan...

iyah tuwh......
and ada juga senior yang ngancem2 pake slebaran kecil yang tulisannya sok berkuasa kayanya mau saingan ama pak rektor dech...
dan juga mereka bertingkah seolah-olah kalo kuliah lama itu baru nMny SENIMAN!!!

ealah ....cape deh...

ospek vs pendidikan mengatakan...

ada juga khan junior yang di incar senior karena gak suka ama tingkah senior alias menentang senior....

he he bagus bagus jadi junior harus membela kebenaran ...
berjuanglah....